Senin, 05 Mei 2014

Cerita menarik " JIAN DREAM "



Mimpi  adalah sesuatu yang ingin diraih dan dicapai dalam hidup. Tapi tidak sedikit pula orang yang tidak memiliki cita-cita (mimpi) dalam hidupnya. Dengan berbagai macam alasan takut gagal, pesimis ,tak ada yang mendukung dan masih banyak faktor lain yang berbed-beda pada setiap orang. Tidak sedikit pula orang-orang yang berusaha mati-matian untuk mengejar mimpinya itu. Dengan berbagai motivasi pula seperti ingin merubah kehidupannya menjadi  jauh lebih baik, dukungan keluarga yang sangat besar dan masih banyak faktor lain yang terkadang tidak dapat di cerna oleh akar pikiran manusia.
            Jalan setiap orang untuk meraih mimpi mereka sangatlah berbeda. Ada yang cukup mudah untuk melaluinya dan adapula yang  harus berusaha dengan sangat keras serta bahkan harus gagal berulang-ulang kali. Tidak sedikit pula diantara mereka yang gagal dan tidak mau mencoba lagi. Tapi, ketika orang- orang tersebut berhasil maka mereka akan mengecap manisnya sebuah perjuangan layaknya menemukan oasis ditengah gurun pasir gersang yang sangat luas.
            Cerita ini akan menceritakan kisah seorang anak manusia yang berjuang mencapai impianya yang sebenarnya bagi setiap orang sangatlah sederhana. Sebut saja namanya “jian”. Jian adalah anak laki-laki  dari keluarga yang sangat miskin. Karna hanya mampu mengisi perutya satu kali sehari dengan makanan yang sangat sederhana seperti minyak dan garam. Jian tinggal di kota yang  sangat berkembang pesat yaitu makassar di balik perkembangan tersebutlah jian hidup dengan berbagai keterbatasan dan berjuta mimpi yang hanya tersimpan diatas keningnya yang ia impikan untuk tercapai.
            Jian adalah manusia yang sederhana, baik, dan bisa dibilang tidak ada hal yang sangat spesial dari dirinya kecuali keinginan dan perjunagan untuk mencapai impiannya yang sangat besar. Ia mempunya ibuyang sangat cuek terhadap dirinya dan jian sangat sering di marahi oleh ibunya walaupun terkadang  hanya karna masalah yang sangat sepele. Jian memiliki dua orang adik yaitu doni 10 tahun dan, dian yang baru berusia 3 tahun. Ayah jian pergi meninggalkan jian dan kelurga ketika dian masih berusia 3 bulan dengan alasan yang sangat tidak jelas dan sampai saat ini jian masih mencari tahu  kenapa ayahnya meninggalkan dirinya  dan adiknya.
            Hari itu adalah hari jumat dan masih seperti hari jumat sebelum-sebelunmnya yang hanya di isinya dengan mencari boto-botol plastik serta kardus yang selama ini bisa menghidupi keluarga yang harus di nafkahinya setelah kepergian ayahnya. Tapi ternyata salah, hari jumat tersebut adalah hari dimana hidupnya mulai berubah. Karena hari itu terjadi peristiwa yang tidak akan bisa dilupakan seumur hidupnya. Di hari itu pula jian menemukan tujuan hidupnya yang lain. Hal-hal tersebut terjadi ketika jian masih mencari sampah di pinggir sungai dan tanpa diduga tanah tempat dimana ia berpijak mengalami longsor akibatnya ia terjatuh dan semua botol pelastik yang telah dikumpulkannya sepanjang hari itu hanyut dibawah aliran sungai. Jian tidak memikirkan sedikitpun tentang luka-luka yang ada di badanya tetapi ia hanya berpikir tentang dari mana lagi dia harus mendapat uang untuk makan dirinya dan keluarganya hari itu.
“ya allah....apalagi yang harus saya lakukan agar keluargaku bisa makan hari ini...?” pikir jian dalam hatinya. Dengan sedikit mengeluh terhadap luka di badannya.
            Ternyata hal yang dipikirnya benar-benar terjadi ketika ia sampai dirumahnya ia disambut oleh ibunya denga kata
 “mana hasilmu ini hari cepat berikan kepada ibu. Soalnya adikmu harus segera di belikan obat. Tadi pagi badannya tiba-tiba panas........” kata ibunya denga wajah sedih.
 “maaf.....” kata jian .
 “ jangan bilang kamu tidak bawa uang sepeser pun.......?” potong ibunya.
 Jian menjawab “soalnya tadi......”.
 “sudah jangan banyak  alasan pasti uang itu kau pakai sendiri untuk keperluanmu sendiri “.
 “tidak bu....tidak....” kata jian sambil meneteskan air mata.
 “sudah jangan perlihatkan ibu air mata palsumu itu.. Ibu tiiiddak suuu...di....dasar anak tidak berguna ....!!!!! peergi kamu dari sini.......” perintah ibu jian dengan muka yang sangat marah.
 “Buu,,,,,,,,,,,,” rengek jian sambil memengang kaki ibunya.
 “sudah jangan kau pegang  kaki ibu dan jangan pernah lagi kau kembal ike rumah ini untuk menemui ibu.” Kata ibu jian sambil menendang jian yang sempat memegang kakinya.
            Sebelum jian meninggalkan rumahitu sekaligus meninggalkan ibunya serta adik-adiknya. Iya bertanya yang mungkin pertanyaan terakhirnya kepada ibunya
“ibu saya akan pergi dari rumah ini. Tapi, Apakah ada............ satu hal yang bisa membuat  ibu luluh dan membiarkan jian untuk kembali kerumah ini bu....?” tanya jian pada ibunya. Ibunya hanya diam akhirnya jianpun melangkahkan kakinya satu  persatu meninggalkan rumah  itu.
Tiba-tiba ibunya berkata “kebalilah kerumah ini setelah kau bisa membawa uang 3 juta rupiah untuk ibu...”.
 “apa bu...” kata jian sambil berbalik menatap ibunya kembali.
 “sudah pergi dari sini” kata ibunya sambil berlalu dari hadapan jian”.
 Sebenarnya jian sangat mendengar jelas apa yang di katakan ibunya.
            Sejak saat itu jian pergi dari rumah itu meninggalkan ibu dan adik-adiknya. Untuk mengejar impian barunya dan satu-satunya yang sangat sederhana agar dia bisa kembali kerumah itu. Hari-harinya pun dilalui dengan terlunta-lunta di jalanan dan  berpindah-pidah dari satu tempat ke tempat yang lain. Hidup yang telah miskin sebelumnya kini harus lebih berat lagi, apalagi dia harus menghadapi semua itu seorang  diri di tengah kota makassar yang sangat kejam baginya dan terkadang dia bahkan berfikir untuk mengakhiri hidupnya walaupun, seringkali gagal. Bahkan yang lebih parah lagi ketika jian mulai berfikir bahwa tuhan sudah tidak adil baginya.
 “tuhan....mengapa engkau beri aku cobaan yang berat seperti ini...” keluh jiaan didalam hatinya.
 Tanpa ia sadari ternyata dia sedang berdiri di depan rumah  tuhannya yang seringkali dia anggap tidak adil untuknya. Saat itu adzan ashar berkumandang di masjid tersebut dan seakan memanggil jian untuk masuk kedalamnya dan mengadu kepada pemiliknya tentang  apa yang di deritanya selama ini.
            Jian pun masuk kedalam sekaligus membersihkan dirinya dari kotoran-kotoran dan dosa-dosanya yang mungkin saja memperberat beban hidupnya. Setelah itu jian langsung mengambil wudhu dan melaksanakan sholat ashar yang telah lama jian tinggalkan akibat beban hidup yang ia rasa semakin berat. Setelah sholat jian langsungmengadu kepada sang pencipta terhadap apa yang dia alami selama ini. Bahkan tanpa jian sadari masjid tersebut telah kosongan dan hanya tinggal jian sendiri di dalamnya. Bahkan semakin lama suara doa yang di ucapkan jian semakin keras
“ya..allah..ku tahu engkau adalah pencipta yang paling adil bagi semua manusia.
“Baik di mata manusia belum tentu baik di mata tuhan begitupun sebaliknya, baik dimata tuhan belum tentu baik dimatamanusia”
Aku juga tahu bahwa kau tak akan memberikan cobaan bagi hambamu melebihi batas kemampuannya. Tapi, akusangat berharap tuhan kau beriaku  titik terang dari cobaan yan bertubi-tubi kau berikan ini. Berik pula petunjuk kepadakutentang bagaimana menghadapi cobaan ini seperti yang selama ini aku lakukan. aku sangat malu tuhan selama ini aku seperti melupakanmu dan tidak pernah lagi mengucap syukur kepadamu. Kabulkanlah doa ku ini ya allah...Amienddd.................” doa jian sambil meneteskan air mati.
            Jianpun keluar dari masjid itu dan berlalu dari tempat itu. Semitar jam 15.15 WITA jian sampai di salah satu pasar di dekat daerah Pantai losari yaitu pasar “angin mamiri “ disitu jian berusaha mencari kerja jikapun tidak dapat. Jian hanya berharap mendapat sespeser rupiah untuk makan dirinya hari itu.
“pak bisa saya bantu-bantu di sini...? “ tanya jian padda salah satu pemilik tokoh dipasar itu. “hmmmmt.....boleh nak...” jawab bapak itu.
 “terimah kasih banyak pak...kira-kira apa yang harus saya bantu  pak...?” tanya jian dengan muka sumringgah.
 “kamu angkat barabg-barang di pinggir jalan itu  kemari.....!!!” perintah bapak itu sambil menunjuk setumpuk barang kelontongan  yang tergeletak di pinggir jalan.
 “baik pak” jawab jian sambil bergegas ke pinggir jalan itu untuk melaksanakann tugasnya.
            Tidak terasa barang yang jian angkut sudah hampir habis dan hanya tersisa 2 barang lagi yang terlihat cukup berat bagi anak seusia jian.
“alhamdulillah....tinggal sedikit..” syukur jian dalam hatinya sambil meletakkan salah satu barang tersebut di pundaknya.
 Tanpa terduga jian kehilangan konsentrasi secaara tiba-tiba mungkin akibat belum makan seharian. Akibatnya barang yang jian angukt jatuh dan tumpah berserakan di jalan. Bapak pemilik tokoh  itupun datang menghampirinya
 “astaga....seharusnya kamu bilang sejak awal kalu  kamu tidaksanggup” kata bapakitu dengan muka jengkel.
 “tidak pak...saya tidak sengaja “bela jian.
“ tidak sengaja.....pastisemua orang akan bilang begitu saatmelakukan kesalahan”.kata bapak itu.
 “betul pak...” kata jian.
 “sudah,sudah jangan banyak alsansemuanyaa sudah terjadi. Ini upah kamu untuk hari ini” kata bapak itu sambil menyodorkan uang  tiga ribu rupiah yang ada dikantongnya
“kok cuma segini pak.......?” kata jian.
 “seharusnya kamu sudah bersyukur karena saya masi mau memberikan kamu upah sedangkan kamu sudaah membuat saya rugi besar” kata bapak sambil mengusir jian untuksegera pergi dari tempat itu.
“baiklah pak kalu begitu. Sekali lagi terimah kasih “ kata jian sambil berlalu dari tempat itu.
            Tak terasa ternyata sudah malam. Hal yaang harus jian pikirkan lagi adalah ddi mana lagi dia tidur malam ini. Karena selama ini jian hanya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk masalah tidur.  Seperti  di  teras toko, masjid, bahkan terkadang jian harus tidur di kolong jembatan atau pasar yang  penuh dengan banyak sampahserta bau menyengat yang sangat menggannggu krnyamanan tidur jian. Sebelum mencari tempat tidurnya malam ini jian harus mengisi peerutnya terlebih dahulu dengan uang yang  didapatkannya tadi. Apalagi dia belum pernah makan seharian ini. Hari itu jian membeeli makan di salah satu sudut jalan di daerha jln. Pettarani.
 “ bu...”kata jian memanggil ibu penjual tersebut.
“ada apa nak...?” jawab ibu  itu sambil mendekti jian yang mukanya sudah pucat  lemas karena lapar.
“begini bu’...saya punya uang 3 ribu rupiah...kira cukupnya dapat apa ya bu...?”kata jian yang semakin kelaparan.
“hmmmmt......paling Cuma dapat kerupuk dan nasi saja.....!!!!!” jawab ibu itu dengan raut muka yang sedikit malas untuk meladdeni jian.
“iya bu....nda apa-apa...” jawab jian sambil memberikan uangnya  kepada ibu penjual makanan itu.
“Baiklah...tunggu sebentar....silahkan  duduk disitu.” Kata ibu itu sambil menunjukkan jian tempat duduk yang ada di pinggir warung itu.
            Sambil menunggu makanannyajian kembali termenung dan memikirkan kisah hidunya yang begitu sulit dan pahit bagi anak seusia dirinya apalagi dia harusmenghadapinya seorang diri. Saat itu pula dia kembalimemikirkan impiannya untuk bisa mendapaykan uang 3 juta rupiah supaya bisa kembali berkumpul bersama ibu dan adik-adiknya.
Tiba-tiba ibu itu datang dengan membawa sepiring nasi dan sebuah kerupuk di atasnya.
“ ini pesananmu....” kata ibu itu sambil meletakkan nasi itu di meja yang ada di hadapan jian.
“ terimah kasih bu’.......o iyyya..saya bisa minta sambal yang ada di telur itu bu’....?” tanya jian sambil  menunjuk menu telur sambal pedas yang tersedia di warug itu.
“ ya,,,,,tentunya tidak bisa lah ,kau kan tahu sekarang harga lombok ssedang mahal, jadi tidak mungkin saya memberikanmu dengan Cuma-Cuma “ kata  ibu itu deng muka yang sangat jengkel kepada jian.
“och,,kalau begitu saya minta maaf bu “ jawab jian.
Ibu itupun langsung pergi dari tempat  itu tanpa berkata sepatah katapun. Setelah itupun jian langsung memulai makanan yang dipesannya dengan sangat lahap. Walaupun, di tengah aktivitas makannya itu dia sangat sering memikirkan adik-adiknya dan ibunya apakah mereka masih bisa makan tanpa dirinya mengigat selama ini dialah yang menjadi tulang punggung keluarganya.